پایگاه اطلاع رسانی آیت الله ابراهیم امینی قدس سره

Katakan dengan Bahasa Kasih Sayang!

Katakan dengan Bahasa Kasih Sayang!

 

Kasih sayang itu memiliki daya untuk menghidupkan semangat anak-anak. Saya ingin meringkaskan tema kasih sayang dalam kehidupan manusia.

 

    Kasih sayang adalah kebutuhan alami manusia. Manusia tidak bisa hidup tanpa makanan dan minuman, demikian juga manusia tidak bisa hidup tanpa kasih sayang. Manusia mencintai dirinya dan ingin dicintai oleh orang lain. Anak-anak lebih membutuhkan kasih sayang daripada orang dewasa. Seorang anak tidak begitu peka apakah ia tinggal di gunung atau di istana, jenis pakaian apa yang dikenakan atau menu makanan apa yang dimakan. Anak tidak begitu peka tapi ia sangat peka dengan perasaan orang lain terhadapnya.
     Karena kasih sayang adalah kebutuhan asasi setiap orang, maka kasih sayang sedemikian dahsyat mempengaruhi kehidupan anak manusia. Anak-anak yang dibesarkan dalam limpahan kasih sayang akan tumbuh menjadi anak yang mandiri dan kuat.
    Kasih sayang juga mempengaruhi kesehatan fisik. Memiliki hati yang selalu berbunga-bunga karena limpahan kasih sayang akan menyehatkan saraf dan fisik.  Anak-anak yang kenyang dengan kasih sayang orangtuanya akan memiliki tubuh yang lebih sehat dari anak-anak yang tidak dipenuhi kebutuhan cintanya.
     Anak-anak yang besar dalam limpahan kasih sayang orangtua akan menjadi anak-anak yang memiliki hati yang hangat. Karena sudah merasakan kebahagiaan kasih sayang dari orangtuanya maka ia juga akan memperlakukan orang lain dengan penuh kecintaan. Ketika dewasa ia akan belajar mencintai istrinya, anak-anaknya, sahabat dan masyarakatnya di sekitarnya dengan maksimal.
    Manusia yang dicintai akan membalas kasih sayang orang yang mencintainya.  Karena manusia itu pada dasarnya sangat mencintai dirinya, maka ia juga akan mencintai orang yang mencintai dirinya dan memandang orang itu dengan pandangan yang positif.  Begitu pula anak-anak yang  tumbuh dalam lautan kasih sayang orangtuanya akan memandang orangtuanya sebagai manusia yang baik, bisa dipercaya dan patut didengar. Orangtua yang mencintai anaknya akan lebih banyak menuai sukses dalam mendidik anak-anaknya.
    Kasih sayang juga akan menyelamatkan anak-anak dari sifat-sifat kerdil. Anak-anak yang kurang mendapatkan kasih sayang atau sama sekali tidak mendapatkan kasih sayang orangtua akan tumbuh sebagai anak yang merasa terkucilkan. Ia akan membenci orangtua dan orang lain dan besar kemungkinan akan menjadi anak-anak yang suka melakukan hal-hal yang berbahaya.

 

Peranan Kasih Sayang dalam Pendidikan Anak-anak Menurut Analisa Para Ilmuwan

 

Sebagian besar ilmuwan sepakat bahwa perilaku menyimpang dari anak-anak seperti kebrutalan, kecanduan narkoba, pemurung, apatis dan sebagainya dikarenakan mereka tumbuh dalam keluarga yang tidak memberikan kepuasan kasih sayang terhadap dirinya. Dengan kepribadian yang terkoyak-koyak itu mereka bisa melakukan tindakan-tindakan kriminal seperti mencuri, bunuh diri, atau kejahatan lainnya untuk membalas sakit hati atas kehilangan cintanya dari orangtua atau siapa saja. Anak-anak yang melakukan bunuh diri itu karena ingin menyelamatkan diri dari kepahitan diri akibat kehilangan kasih sayang.

Anak-anak yang kabur dari rumah-rumah mereka akibat tidak menemukan kasih sayang di rumahnya. Anak-anak gadis yang haus dengan kasih sayang orangtua dan tidak memperolehnya dari mereka akan jatuh dalam pelukan laki-laki yang tidak bertanggung jawab. Karena merasa memperoleh apa yang dicarinya (di luar) maka tidak sedikit anak-anak gadis itu yang menjadi korban laki-laki hidung belang.  Orangtua harus melakukan antisipasi lebih jangan sampai anak-anaknya merasa kekurangan kasih sayang mereka.

Allah akan memberi rahmat kepada seorang bapak yang sangat mencintai anak-anaknya (Imam Shadiq as).

Nabi Musa as bertanya kepada Allah Swt, “Amalan apakah yang paling utama?”

“Kasih sayang kepada anak-anak! Karena fitrah mereka itu atas tauhid dan kalau Aku wafatkan anak-anak tersebut maka mereka akan Ku-masukkan ke surga!”

 

“Cintailah anak-anak dan sayangilah mereka dan jika berjanji penuhilah janjimu karena menurut mereka engkau adalah sumber rezeki bagi mereka!”[402]

“Seringlah mencium anakmu karena engkau akan meraih derajat kemuliaan atas setiap ciuman tersebut di surga, yang jarak satu derajat dengan derajat yang lain itu selama 500 tahun.”[403] 

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa seseorang laki-laki datang menghadap Rasulullah saw dan mengatakan, “Aku tidak pernah mencium anak-anak!” Ketika orang itu pergi Rasulullah saw mengatakan, “Orang ini, dalam pandangan kami, akan masuk ke neraka!”[404]

“Bukan dari golongan kami orang yang tidak menyayangi anak-anak kecil dan tidak menghormati orang tua.”[405]

Salah satu wasiat Amirul Mukminin as adalah, “Sayangilah anak-anakmu dan hormatilah orang-orang yang sudah tua!”[406]

Rasulullah saw terkenal sangat mencintai anak-anak terutama terhadap dua cucunya Hasan dan Husain.

Abu Hurairah meriwayatkan Rasulullah saw sedang mencium Hasan ketika suatu hari Aqra’ mengatakan, “Aku mempunyai sepuluh anak tapi tidak ada satu pun yang pernah kucium.” Rasulullah kemudian mengatakan, “Siapa saja yang tidak pernah menyayangi orang lain tidak akan memperoleh rahmat-Nya.”[407]

Bara bin Azib mengatakan, “Aku melihat Rasulullah memangku Imam Hasan sambil berkata, ‘Ya Allah, aku ini sangat mencintai Hasan dan cintailah ia.’”[408]

Ibnu Abbas berkata, “Aku bersama Rasulullah saw. Saat itu putranya, Ibrahim, sedang duduk di atas paha kirinya. Dan di atas pahanya yang sebelah kanan duduk Husain as. Kadang-kadang beliau mencium anaknya dan kadang-kadang mencium cucunya. Pada saat itu Jibril turun menyampaikan wahyu kepadanya.”[409]

 

Ekspresikan Kasih Sayang Kalian, Wahai Orangtua!

Hampir semua orangtua pasti mencintai anak-anak mereka. Tetapi kasih sayang saja tidak cukup untuk memenuhi tuntutan psikologis anak-anak. Kasih sayang itu harus tergambarkan dalam perilaku ayah-ibu mereka. Kasih sayang itu harus terlihat dalam pelukan, senyuman, bahkan dalam nada bicara orangtua mereka. Untuk membuktikan hal itu, cobalah Anda perhatikan:

    Anak-anak itu senang berbicara dengan ayah-ibu mereka
    Anak-anak itu ingin mencurahkan isi hatinya terhadap ayah-ibu mereka
    Anak-anak itu paling suka pergi ke pasar dengan ayah-ibu mereka
    Anak-anak itu paling suka bepergian piknik dengan ayah-ibu mereka
    Anak-anak itu suka kalau isi hati mereka diperhatikan oleh ayah-ibu mereka
    Anak-anak itu senang kalau ayah-ibu mereka memberikan respon atas keinginan mereka
    Anak-anak itu bahkan senang kalau bermain-main dengan ayah-ibu mereka
    Anak-anak itu bahagia kalau ia dihargai di dalam rumahnya
    Anak-anak itu paling senang kalau dilibatkan dalam mengatur urusan rumah mereka

Ini semua konon untuk melacak kasih sayang ayah-ibu mereka.

Jangan lupa remaja dan anak muda juga memerlukan kasih sayang orangtua bahkan dengan kadar yang lebih besar lagi. Anak-anak muda hidup dalam lautan kebimbangan dan masa-masa yang sangat kritis. Sebab itu mereka sangat haus dengan kasih sayang untuk menstabilkan perasaan dan keguncangan hidup mereka. Mungkin akan sulit dipercaya bahwa anak-anak muda itu sangat rindu dengan belaian, pelukan dan ciuman dari ayah dan ibu mereka.

 

Jangan Sampai Kasih Sayang Terkoyak!

Kasih sayang orangtua sampai kapan pun harus tetap menyala karena anak-anaknya sangat membutuhkannya! Jika melihat anak-anak Anda melakukan sesuatu yang tidak Anda sukai, maka Anda harus melakukan sesuatu tetapi dengan tidak mengorbankan ruh kasih sayang Anda. Jadi sekalipun Anda memberikan hukuman terhadap anak-anak Anda tetapi mereka tetap merasakan kasih sayang Anda.

Ayah dan ibu jangan memperlakukan kasih sayang seperti sebuah barang jualan. Perhatikanlah jangan sampai Anda mengatakan kalimat-kalimat seperti ini,

ü  Awas jangan lakukan ini, nanti ibu tidak akan menyayangimu!

ü  Awas kalau kamu melakukan perbuatan itu, maka ayahmu tidak akan menyayangimu lagi!

ü  Karena kamu sudah melakukan ini maka aku tidak akan menyayangimu lagi!

Apa Dampaknya Kalau Anda Sebagai Orangtua Mengeluarkan Kata-kata Seperti Itu?

1.    Akan merusak jalinan kasih sayang di antara mereka. Anak-anak mulai meragukan dan bahkan mungkin menganggap orangtuanya tidak menyayanginya lagi. Dan kalau anak-anak merasakan demikian maka akan merugikan kedua belah pihak. Kasih sayang tidak boleh putus dalam keadaan apapun.

2.    Anak-anak akan belajar hanya untuk menyenangkan orangtua dan yang lainnya. Itu yang dikejar oleh mereka. Mereka tidak tumbuh untuk belajar melakukan sesuatu yang bermanfaat dan merasa tidak memiliki tanggung jawab atas perbuatan tersebut.

3.    Anak-anak dilatih untuk memiliki mental seperti penjilat, munafik, dan penipu. Anak-anak juga akan sering berdusta demi menenteramkan hati orangtua mereka.

Karena itu, ayah dan ibu jangan sekali-kali mengorbankan kasih sayang mereka hanya karena kenakalan mereka yang mungkin sudah keterlaluan.

 

Jangan Terlalu Memanjakan Anak-anak

Sebagian ayah dan ibu karena saking sayangnya kepada anak-anak, mereka tidak mau memperbaiki karakter buruk anak-anaknya sendiri. Mereka membiarkan kenakalan anak-anaknya tanpa sedikit pun ditanggapi dengan sikap serius. Orangtua seperti ini tidak ingin memberi peringatan kepada anak-anak karena takut tersinggung. Sering sekali orangtua yang melihat dengan mata sendiri kenakalan anak-anaknya, mengganggu anak-anak lain, mengganggu orang, merusak dan mengotori dinding rumah orang lain, melempari kaca, mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas dan bahkan mencuri uang orang lain namun orangtuanya malah terkekeh-kekeh tertawa kesenangan melihatnya seperti memberi semangat dan bukan menegur mereka! Orangtua seperti itu sebetulnya telah melakukan pengkhianatan besar terhadap anak-anak mereka. Pengkhianatan itu tidak kelihatan karena ditutupi kasih sayang semu! Dan di hari kiamat mereka harus mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah Swt. Ayah dan ibu harus diberi tahu bahwa arti kasih sayang itu bukan berarti membiarkan kesalahan-kesalahan anak-anak.  Semua orangtua harus mengekspresikan kasih sayang, tetapi jangan sampai tidak mendidiknya.

Orangtua yang baik adalah yang bisa menempatkan kasih sayang dan mendidik anak pada tempatnya yang tepat. Meskipun semua orangtua sangat menyayangi anak-anak setulusnya, namun mereka juga harus sadar dengan realita anak-anaknya. Mereka  harus waspada dengan perilaku negatif anak-anak dan jangan mencampakkan perannya sebagai pendidik. Anak-anak tidak boleh kehilangan kasih sayang orangtuanya tapi juga jangan dibiarkan bebas begitu saja. Anak-anak harus menyadari bahwa karena kasih sayang orangtua ingin mendidik anak-anaknya.

Imam Muhammad Baqir as mengatakan, “Ayah yang paling buruk adalah yang berlebih-lebihan dalam memanjakan anak-anaknya dan anak-anak yang buruk adalah yang berani mendurhakai orangtuanya.”[410]

Ali bin Abi Thalib as mengatakan, “Siapa yang dididik dengan akhlak maka akan kuranglah keburukan-keburukannya.”[411]

Imam Muhammad Baqir as meriwayatkan, “Ayahku melihat seorang laki-laki yang sedang berjalan bersama anaknya. Anak itu sedang bergelayut di tangan ayahnya. (mungkin di zaman itu dianggap kurang ajar. Initnya anak tersebut melakukan perbuatan yang kurang ajar, peny.) Ayahku sangat benci dengan anak itu sehingga tidak pernah berbicara lagi dengannya sampai wafatnya.”[412]

 

Akibat Buruk dari Kasih Sayang yang Berlebihan

Kasih sayang orangtua memang penting tapi kalau terlalu berlebihan akan mendatangkan akibat yang tidak diharapkan. Kasih sayang itu seperti air atau makanan kalau diberikan dengan ukuran yang tepat dan dengan jumlah yang tepat maka akan memberikan hasil yang maksimal, tapi kalau tidak demikian akan berubah menjadi sesuatu yang tidak baik.  Kasih sayang yang terlalu berlebihan untuk anak-anak adalah pengkhianatan seorang ayah terhadap anaknya.

Anak-anak itu bukan mainan orangtua, tapi ia adalah manusia yang masih kecil yang harus dididik untuk menyongsong masa depannya. Ayah dan ibu harus sadar bahwa suatu hari mereka akan lepas dari mereka. Anak-anak juga tidak selamanya anak-anak. Mereka akan tumbuh menjadi dewasa dan harus bergaul dalam kehidupan sosial. Hidup adalah seni yang sangat sulit. Dalam kehidupan itu seseorang akan mengalami hal-hal yang menyenangkan, menyedihkan, menyengsarakan dan membahagiakan.

Sebagai orangtua yang baik, mereka harus mempersiapkan sesuatu untuk masa depan anak-anak mereka. Mereka harus dididik supaya menjadi manusia yang tangguh  di hari esok. Jangan membiarkan mereka menjadi anak-anak yang tidak berdaya, lemah dan selalu mengiba-iba uluran tangan orang lain.

Akibat negatif dari anak-anak yang dibesarkan dengan segala kemewahan dan kesenangan,

1.    Mereka akan tumbuh menjadi anak-anak yang ingin selalu diperlakukan secara istimewa. Sifat-sifat seorang otoriter dalam diri sang anak semakin mekar ketika orangtua selalu memenuhi segala keinginan-keinginannya. Benih-benih kediktatoran semakin bersemi di dalam dirinya. Ketika hidup di tengah-tengah masyarakat, ia ingin semua orang memperlakukan dirinya seperti orangtuanya dulu melayani dirinya. Manusia seperti itu akan mudah patah arang kalau keinginannya tidak ada yang memperhatikan dan tidak memperoleh simpati dari orang lain.

Anak-anak yang selalu dimanjakan biasanya akan banyak mengalami masalah dalam kehidupan rumah tangganya. Ketika dewasa ia ingin dilayani oleh istrinya secara sempurna, ia suka memperlakukan istrinya seperti seorang pembantu rumah tangga yang harus tunduk dengan segala perintahnya. Dan sebagian besar perempuan tentu saja tidak mau melayani segala perintah suaminya yang bersifat memaksa. Jadi apa yang akan terjadi dalam rumah tangga mereka sudah bisa diprediksikan.

Seorang istri yang dulunya dibesarkan dalam keluarga yang selalu menyambut segala tuntutannya, akan menjadi seorang istri yang ingin diperlakukan secara istimewa oleh suaminya. Ia mengharapkan si suami bisa memenuhi segala keinginan istrinya dan biasanya jarang sekali suami yang dapat memenuhi segala keinginannya.

2.    Anak-anak yang dibesarkan dalam asuhan seperti itu akan menjadi anak yang sangat rentan dengan masalah, kehilangan kepercayaan diri, tidak berani mengambil resiko,  tidak mau melakukan pekerjaan-pekerjaan yang penting dan selalu mengharapkan uluran tangan orang lain.    

3.    Anak-anak itu tidak mau lagi mengembangkan diri karena merasa cukup dengan apa yang diterimanya. Orangtuanya telah memenuhi segala keinginannya, pujian dan segalanya menjadi gambaran semu dirinya. Si anak jadi kehilangan realitas tentang dirinya. Ia merasa sudah sempurna.

Amirul Mukminin as mengatakan, “Menganggap diri sempurna adalah suatu kecacatan.”[413]

“Siapa saja yang merasa bangga dengan dirinya ia akan melihat banyak kekurangan.”[414]

Anak-anak yang manja ingin orang lain itu menghargai sifat-sifat semunya. Ia akan sukses mengumpulkan para penjilat di samping dirinya. Orang-orang yang sering membangga-banggakan dirinya tidak mungkin berhasil menarik simpati orang lain bahkan akan meraih kebencian dari orang lain.

Amirul Mukminin as mengatakan, “Siapa yang merasa bangga dengan dirinya akan menuai kebencian.”[415]

4.    Anak-anak yang selalu dimanjakan dengan segala kesenangan dan segala keinginannya selalu dipenuhi oleh orangtua mereka, kelak kalau sudah besar akan tumbuh menjadi manusia yang sombong, suka memaksakan kehendak. Ia tidak akan pernah membuat ayah-ibunya tenang. Selalu merengek-rengek agar mereka memenuhi segala keinginannya.

Kiat-kiat Penting untuk Diingat

ü  Hati-hatilah jangan sampai anak-anak Anda menyalahgunakan kasih sayang anda. Kalau melihat anak-anak Anda tiba-tiba menangis, atau marah-marah,  atau memukulkan kepalanya ke dinding agar Anda memenuhi keinginannya, jangan langsung mempercayainya begitu saja. Janganlah terlalu panik, sabarlah sampai anak Anda tenang kembali.

ü  Jika anak Anda jatuh ke tanah, segeralah bangunkan. Berikan perhatian agar ia tidak merasa kesakitan dan jangan lupa juga berikan nasihat supaya hati-hati dalam berjalan. Hati-hati dengan gaya anak-anak yang ingin menguji kasih sayang Anda. Jangan terpengaruh oleh atraksi-atraksi mereka.

ü  Kalau ada anak Anda yang sakit segera bawa ke dokter. Beli resep obat yang disuruh dokter, rawatlah dan layanilah dengan baik. Tapi Anda juga jangan sampai harus melakukan segala sesuatu demi menyenangkan anak Anda. Ambillah sikap yang wajar. Lakukan aktivitas Anda seperti biasanya tapi Anda juga harus tetap mengawasi anak-anak Anda.

ü  Ketika anak Anda sakit Anda tidak perlu selalu menghentikan segala aktivitas Anda atau meraung-raung menangisi anak-anak Anda.    

 

Fungsi Bermain untuk Anak-anak

 

Anak-anak pasti suka sekali dengan permainan terutama anak-anak dalam usia-usia pra sekolah dasar. Setelah beberapa lama anak-anak akan meninggalkan permainan-permainan tersebut dan mengalihkan perhatiannya kepada hal-hal yang serius. Mungkin sampai kapan pun anak-anak tidak akan memahami mengapa mereka suka bermain. Tapi yang pasti mereka tidak mungkin tidak suka bermain.

Imam Shadiq as mengatakan, “Bebaskan anak-anak yang berusia tujuh tahun untuk bermain-main!”[416]

Suatu hari Rasulullah saw melewati anak-anak yang sedang bermain-main dengan tanah. Para sahabat melarang anak-anak itu (bermain-main dengan tanah). Tapi Nabi Muhammad saw mengatakan, “Biarkan! Karena tanah itu tempat bermain anak-anak!”[417]

Mungkin sebagian orangtua atau guru mengira bahwa bermain hanyalah kegiatan biasa anak-anak, padahal tidak demikian halnya bagi anak-anak. Bagi mereka permainan adalah hal yang sangat penting. Permainan anak-anak sebetulnya tidak berbeda dengan permainan orang dewasa. Lewat permainan si anak sebetulnya sedang berusaha mengembangkan segala potensinya. Dengan bermain pula anak-anak jadi mengenal benda-benda dan lingkungan sekelilingnya. Sebetulnya dengan bemain mereka sedang belajar tentang kehidupan.   

Permainan bagi anak-anak adalah kegiatan yang serius dan olah raga yang sangat alami serta sangat menguras energi. Dengan permainan itu, anak-anak belajar mengembangkan kerjasama, pergaulan, menghormati hak-hak orang lain, peraturan dan kehidupan sosial lainnya.

“Bermain adalah insting untuk mengembangkan potensi atau latihan awal untuk melakukan aktivitas masa depan.”[418] Ujar William Stern.  

Alexis Maximovic Gorgy menulis, “Permainan itu adalah jalan menuju alam kognitif. Jalan untuk hidup dan jalan untuk berubah. Permainan itu dapat memenuhi rasa intelektual anak-anak, untuk mengenal apa-apa yang ada di luar dirinya dan membantu memahami cara berinteraksi sosial. Lewat permainan itu anak-anak akan merefleksikan apa yang dilihat dan apa yang diketahuinya dan kemudian akan dikonkritkan. Anak-anak membuat rumah-rumahan, pabrik, kemudian anak-anak itu (setelah besar) akan pergi ke kutub utara, naik ke angkasa, membela tapal batas negara, atau mengendarai kendaraan dan kereta api (yang sebenarnya).”

Anton Simonvic Makarneko seorang pelatih terkenal dari Rusia mengatakan, “Anak-anak yang melakukan permainan di masa kecil akan mengulangi permainan itu di masa dewasanya. Karena dalam setiap permainan sebaiknya sebelum melakukannya harus mengolah kegiatan berpikir dengan baik terlebih dahulu.  Permainan yang baik itu tidak berbeda dengan pekerjaan yang positif. Anak-anak yang sedang bermain itu akan menampakkan perasaannya secara kasat mata. Perhatikanlah anak-anak yang sedang bermain, peranan yang mereka pilih adalah peranan yang memang sesuai dengan keinginan mereka. Emosi anak-anak dalam bermain adalah emosi yang sejati. Orangtua tidak boleh memandang sebelah mata.”[419]    

William MacDouglas mengatakan, “Permainan itu adalah keinginan organisme yang hidup untuk mematangkan insting sebelum insting itu diaktifkan.”[420]

 

Aktivitas Orangtua dan Pendidik dalam Permainan Anak-anak

Anak-anak harus dibiarkan bebas bermain sesuai dengan minat mereka. Jangan ikut campur dalam permainan mereka secara langsung. Berikan kebebasan kepada mereka untuk memaksimalkan daya pikirnya dan mengatasi kesulitan-kesulitannya. Meskipun begitu seorang orangtua dan pendidik yang baik tentu saja tidak bisa membiarkan anak didiknya bebas begitu saja. Mereka harus memberikan pengawasan dan dalam hal-hal tertentu mereka bisa memberikan petunjuk. Seorang pendidik yang kreatif dapat memanfaatkan alat-alat permainan mereka sebagai alat pendidikan. Misalnya kalau seorang anak sedang bermain-main dengan kereta api, maka orangtuanya dapat memancing kreatifitas dengan bertanya mengenai manfaat kereta api. Demikian juga anak-anak yang suka bermain-main dengan boneka. Anda dapat menumbuhkan kreatifitasnya. Mula-mula mungkin dengan bertanya apa yang dibutuhkan sebuah boneka, kalau si anak menjawab baju, berikanlah kain dan gunting untuk membuat baju. Lama-kelamaan si anak mungkin akan berpikir untuk membuat baju sendiri untuk bonekanya, mengganti baju, mencuci, menyeterika, menyiapkan makanan, mencuci wajah, bermain menidurkan boneka tersebut kemudian membangunkannya, bertamu, berbicara dan segala aktivitas yang biasa ia lihat dari ibunya sendiri.

Kalau alat-alat permainan anak-anak ada yang rusak ajarkan kepada mereka bagaimana memperbaikinya. Hal ini untuk menumbuhkan daya kreatifitas anak-anak dan bakatnya.

Lebih baik lagi kalau orangtua juga kadang-kadang ikut bermain-main dengan anak-anak. Sambil bermain-main ajarkan sesuatu yang bernilai kepada anak-anak dan ini akan sangat menyenangkan anak-anak ketika orangtua mereka juga ikut bermain-main dengan mereka.

Rasulullah saw mengatakan, “Siapa yang dekat dengan anak-anak maka berperilakulah seperti anak-anak!”[421]

Dari Jabir berkata, “Aku melihat Nabi sedang berjalan-jalan sementara Hasan dan Husain berada di atas punggungnya, kemudian Rasulullah berkata, ‘Unta kalian (maksudnya kiasan untuk Nabi) adalah unta yang terbaik dan kalian adalah penunggang yang terbaik.’”[422]

Ajarkan anak-anak agar memelihara permainan mereka supaya tidak hilang dan rusak. Kalau rusak mereka harus berusaha untuk memperbaikinya. Ajarkan juga agar mereka menyimpan benda-benda permainan itu. Beritahukan kepada mereka bahwa sangatlah tidak baik untuk menyimpan benda-benda permainan secara tidak teratur dan sembarangan. Cobalah tengahi kalau terjadi pertengkaran di kalangan anak-anak dan jadilah hakim yang adil dan baik.

 

Membatasi Masa Bermain bagi Anak-anak

Anak-anak memang memerlukan waktu bermain tapi jangan sampai anak-anak menghabiskan aktivitasnya untuk terus bermain. Mereka bisa bermain dalam waktu-waktu tertentu. Waktu mereka dalam bermain harus ditentukan dengan cara yang baik tapi dengan cara yang tidak membatasi kreatifitasnya. Aturlah masa bermain-main mereka sehingga semakin dewasa maka masa bermain-main mereka semakin sedikit. Jangan sampai keinginan untuk bermain-main itu terus menguasai anak-anak sehingga mereka tidak ingin mengerjakan aktivitas lain.

Amirul Mukminin as berkata, “Orang yang terikat dengan permainan tidak akan pernah merasakan kebahagiaan.”[423]

Russel dalam hal ini mengatakan, “Seorang guru harus bisa menjadikan masa-masa permainan ini sebagai jalan awal untuk memasuki dunia yang serius dan waspadailah jangan sampai permainan itu menjadi satu-satunya motivasi dalam hidup ini. Masa-masa permainan adalah masa-masa untuk mengembangkan kesiapan diri. Momentum bermain adalah momentum menuju ke depan dan bukan perhentian. Anak-anak dan remaja harus belajar bertanggung jawab; jangan sampai mereka melalaikan aktivitas yang lebih penting karena asik dengan permainan. Kita kadang-kadang bertemu dengan tipe manusia yang lebih banyak mengurusi permainan daripada pekerjaan pentingnya bahkan sifat itu terus dibawa-bawa sampai dewasa.  Misalnya ada orang-orang yang hanya ingin memuaskan hobinya menonton film sehingga berani melupakan pekerjaan-pekerjaan yang lebih penting.”

Jean Soto menulis, “Anak-anak tidak berbeda dengan manusia dewasa. Dia bisa memahami aktivitas-aktivitas yang sulit.”

Jenis-jenis Permainan

Para psikolog telah mengembangkan penelitian tentang motivasi anak-anak dalam bermain dan jenis-jenis permainan yang akan kami informasikan secara global.

Bermain itu sama dengan mengembangkan potensi diri.

Permainan bagi anak-anak bukan sekedar menghabiskan waktu secara percuma. Namun suatu aktivitas yang serius dan dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif. Buatlah permainan-permainan yang dapat membantu anak-anak untuk mengembangkan bakat-bakat mereka.

 

Ada bermacam-macam jenis permainan yang sangat bermanfaat bagi anak-anak.

    Permainan olah raga

Permainan olah raga atau gerakan-gerakan untuk memperkuat otot tangan, kaki, dada, jalan kaki, jogging, bersepeda, naik kuda, dan sejenisnya yang sangat menguras energi ini  sangat baik untuk memperkuat fisik anak-anak dan juga baik untuk kesehatan.

 

    Permainan otak

Permainan otak seperti permainan angka-angka, huruf-huruf, nama-nama, latihan untuk mencerdaskan otak, permainan catur, atau permainan otak lainnya sangat bermanfaat untuk melatih konsentrasi anak-anak. Anak perempuan dan anak laki-laki sama-sama memerlukan latihan-latihan tersebut untuk memperkuat daya pikir mereka. Perlu diingat bahwa tidak benar mengistimewakan anak laki-laki untuk melakukan permainan tersebut sementara perempuan disuruh bermain-main dengan mainan boneka.

    Permainan sosial

Biasanya anak-anak dalam waktu tertentu bermain sendirian, kemudian ia mulai senang bermain dengan orang lain terutama teman-teman yang sebaya dengan usianya. Ayah ibu harus bisa membantunya untuk menemukan teman sepermainan yang baik. Kalau di rumah sendiri tidak banyak anak-anak maka seorang ayah atau ibu bisa menemukan teman-teman tetangganya atau teman sekelas mereka.

Bermain bersama-sama bagi anak-anak usia lima tahun ke atas memang sangat menyenangkan dan aktivitas yang sangat positif. Dari permainan ini anak-anak banyak belajar berbagai hal seperti kerjasama, menghargai hak orang lain, pembagian tugas, belajar bertanggung jawab, dan belajar sabar.

Anak-anak akan belajar bahwa kalau mereka mau diterima menjadi teman dalam permainan tersebut maka mereka harus mengikuti aturan yang berlaku dalam kelompok tersebut. Lewat permainan tersebut mereka dapat membuktikan bakatnya. Dunia anak-anak tidak bisa lepas dari permainan. Kalau keinginan untuk bermain itu dikekang maka kemungkinan anak-anak akan mengalami gangguan emosional. 

 

    Permainan keterampilan dan seni

Permainan-permainan seperti membuat rumah-rumahan, membentuk balok, menenun karpet, menjahit, membentuk sesuatu dari tanah liat, melukis, merangkai bunga, permainan mobil-mobilan dan sejenisnya. Anak-anak melakukan permainan ini karena belajar dari orang dewasa. Mereka memperagakannya seolah-olah orang dewasa yang sedang membuat sesuatu. Ia memakai alat-alat untuk membuat sesuatu, kemudian merusaknya kembali dan kemudian memperbaikinya lagi. Mereka bermain-main mengendarai kendaraan membentuk tanah, menanam pohon, mengairinya dan memetik hasilnya.

Anak perempuan juga banyak meniru ibunya. Ia akan bermain-main seperti seorang ibu yang menyapu rumah, menyiapkan makanan, menerima tamu, merapikan meja makan, mencuci piring, memakaikan pakaian bagi bonekanya sendiri, memandikan di kamar mandi, memberi makan dan meninabobokannya.

Aktivitas ini walaupun menurut orangtua adalah permainan belaka tapi sebenarnya bagi anak-anak itu merupakan kegiatan yang sangat serius. Permainan keterampilan adalah permainan yang terbaik untuk anak-anak yang harus didukung oleh orangtuanya.

Di pasar biasanya tersedia jenis-jenis permainan seperti itu seperti alat-alat pertukangan, alat-alat musik, alat-alat untuk memasak, rumah-rumahan, alat untuk membuat pakaian, alat untuk menganyam karpet-karpetan, dan mobil-mobilan. Anak-anak kadang-kadang juga memiliki imajinasi yang luar biasa untuk membuat permainan sendiri. Bantulah anak-anak itu jika mengalami kesulitan dan tetap berikan semangat supaya mereka berkarya terus.

 

5. Permainan imajinasi

Anak-anak juga kadang-kadang suka berimajinasi. Ia bisa memberikan peran baru kepada dirinya atau benda-benda yang lain. Ia berimajinasi memerankan seorang guru dengan beberapa anak. Kadang-kadang ia bisa membayangkan benda-benda mati sebagai murid-muridnya. Ia akan mengajari mereka, memberi penilaian, hukuman dan pujian.

Kadang-kadang ia pura-pura menjadi pilot yang terbang melayang-layang dengan sebuah pesawat. Kadang-kadang ia membayangkan dirinya menjadi seorang dokter yang sedang merawat seorang pasien ciptaannya, menulis resep obat, menyuntikkan suntikan atau melakukan operasi. Atau kadang-kadang ia memerankan seorang tentara yang berperang dengan musuh khayalannya, membuat sanggar, main tembak-tembakan, menangkap tawanan dan melakukan penyerbuan terhadap musuh. Kadang-kadang seorang anak meniru-niru ibunya secara detil. Semua yang dilakukan oleh ibunya ia ikuti.

Permainan-permainan seperti ini sangat berguna bagi anak-anak untuk mengekspresikan hobinya dan untuk mengasah daya khayalnya. Orangtua atau guru sebetulnya dapat mempelajari watak kejiwaan anak-anaknya dari permainan-permainan seperti itu.

6. Permainan kompetisi, tim, dan perkelompok

Yang kami maksud dengan permainan kompetisi adalah permainan yang dilakukan oleh satu kelompok untuk mengalahkan kelompok lain.

Ada beberapa jenis permainan seperti ini, yaitu:

    Permainan kalah menang seperti judi atau sejenisnya. Si pemenang akan mendapatkan barang atau uang dari yang kalah. Tetapi permainan seperti ini diharamkan dalam Islam.
    Permainan kecerdasan otak yang diikuti oleh beberapa orang. Yang menang biasanya mendapatkan hadiah. Hadiah itu bukan diambil dari yang kalah. Permainan seperti ini tidak haram dan malah sangat positif untuk memperkuat daya nalar.
    Permainan untuk melatih kesolidan tim dalam melakukan suatu tugas. Permainan ini dilakukan oleh beberapa tim. Antar tim tersebut berlomba-lomba dalam melakukan sesuatu yang terbaik dan kerjasama yang terbaik. Permainan ini untuk memupuk ruh kerjasama.
    Permainan olah raga seperti lomba pacuan kuda, lomba bersepeda, lompat galah dan sebagainya. Permainan ini dilakukan secara berkelompok. Ada yang dikalahkan dan ada yang menang, kadang-kadang juga mendapatkan hadiah. Ini adalah permainan positif selain menyenangkan juga merupakan olah raga yang sehat.
    Permainan olah raga yang bersifat agresif seperti gulat, tinju, karate, sepakbola, bola voli, bola basket. Permainan ini biasa dikompetisikan dan dipertandingkan secara tim. Ini jenis olah raga yang sangat populer, khususnya sepakbola dan bola voli dan sangat digemari oleh remaja dan anak muda. Anak-anak muda biasanya menghabiskan waktu-waktu mereka dalam permainan olah raga tersebut. Namun ada beberapa catatan pribadi saya. Sekalipun jenis olah raga seperti ini sangat baik untuk kesehatan fisik dan juga memperkuat semangat solidaritas tapi juga bukan berarti tidak mengandung kelemahan-kelemahan. Menurut saya permainan ini menumbuhkan daya agresifitasnya dalam diri anak muda. Yang terburuk adalah permainan olah raga gulat. Ini adalah olah raga yang akan menampilkan sifat-sifat kasar dalam diri manusia. Saya berharap olah raga ini tidak populer di kalangan anak-anak muda. Saya menyarankan agar anak-anak muda memilih jenis-jenis olah raga yang menumbuhkan jiwa sportif dan kerjasama tim.¶ Dalam hal ini Russel mengatakan, “Manusia sekarang ini lebih memerlukan pendidikan nalar dan bukan latihan-latihan yang memicu agresifitas untuk mengalahkan yang lain.”[424]   

 

Sebagian orang belum dapat membaca efek negatif dari olah raga seperti ini. Bahkan mereka merekayasa olah raga tersebut sehingga menjadi benar-benar hebat dan luar biasa. Saya berharap orangtua dan pendidik lebih kreatif lagi untuk mencari alternatif aktivitas olah raga yang lebih banyak mengandung hal-hal yang lebih positif. Olah raga seperti ini lebih cocok untuk para tentara.

 

Alat Permainan Anak-anak

Ada banyak alat-alat permainan yang menjadi teman bermain anak-anak. Sebaiknya orangtua atau guru selektif memilih jenis-jenis permainan tersebut karena permainan bagi anak-anak adalah hal yang serius. Saya ingin mengklasifikasikan jenis-jenis permainan tersebut.

1.     Alat-alat permainan keterampilan seperti untuk membuat rumah-rumahan, puzzle, alat-alat untuk menjahit, alat-alat untuk masak memasak, mesin-mesin kecil, alat-alat pertanian. Alat-alat ini mendorong anak-anak untuk menyukai keterampilan-keterampilan tersebut kelak kalau sudah dewasa.

2.     Alat-alat permainan yang bermanfaat untuk mengembangkan intelegensia anak.  Seperti alat-alat permainan teka-teki silang dan potongan angka-angka.

3.     Alat permainan olah raga seperti bola, perlengkapan untuk berenang dan sebagainya. Permainan olah raga bagi anak-anak sangat positif untuk kesehatan fisik anak-anak.

4.     Alat-alat permainan yang sengaja dibuat dengan tidak lengkap untuk memancing kreatifitas si anak melengkapinya, seperti boneka-boneka yang tidak memiliki baju, mobil-mobilan yang tidak digerakkan oleh energi listrik dan sebagainya.

5.     Alat-alat permainan elektronik seperti mobil-mobilan, kapal-kapalan, kereta api, atau boneka modern. Alat-alat permainan modern ini sangat melimpah di pasaran. Dan umumnya di negara-negara terjajah. Alat-alat permainan ini memang sangat  kurang memancing kreatifitas.

6.     Alat-alat permainan yang dibuat oleh anak-anak sendiri. Anak-anak dapat memanfaatkan kertas-kertas yang tidak dipakai, majalah-majalah bekas, benda-benda material yang tidak berguna lagi, baterai bekas, atau alat-alat rumah tangga yang tidak terpakai lagi. Ini adalah alat permainan yang sederhana tapi sangat baik untuk mengembangkan bakat motorik, emosi dan kognitif anak-anak. Untuk jenis permainan anak-anak ini Anda tidak perlu banyak mengkhawatirkannya. Oangtua atau guru hanya perlu mengawasi kalau alat-alat permainan itu bisa membahayakan anak-anak. Jika anak-anak menggemari hobi seperti ini, maka Anda patut memberikan dukungan moral.

 

Alat-alat permainan yang sangat cocok adalah permainan yang menjadikan anak-anak bisa aktif menciptakan sesuatu, mempretelinya, melengkapinya, menyempurnakannya, merubah bentuk dan melakukan apa saja untuk mengembangkan daya khayalnya lebih jauh lagi.

 

Sebelum saya mengakhiri tulisan ini saya ingin memberikan beberapa catatan yang penting.

 

    Berikan alat-alat permainan yang bermanfaat dan disesuaikan dengan kapasitas anak-anak.
    Jangan memberikan alat-alat permainan yang terlalu banyak sehingga anak-anak menjadi bingung alat permainan mana yang bisa mereka mainkan.
    Jika alat-alat permainan itu rusak, jangan cepat dibuang, tapi suruhlah anak-anak untuk memperbaikinya kembali.
    Anda tidak perlu membelikan alat-alat permainan yang mahal. Cukup berikan yang sederhana saja sehingga ketika anak-anak merusaknya bisa diperbaiki kembali olehnya.

[402] Bihâr al-Anwâr, juz 104, hal., 92.
[403] Bihâr al-Anwâr, juz 104, hal., 92.
[404] Ibid., hal., 99.
[405] Ibid., juz 75, hal., 137.
[406] Ibid., hal., 137.
[407] Bihâr al-Anwâr, juz 43, hal., 295.
[408] Ibid., hal., 264.
[409] Ibid., juz 43, hal., 261.
[410] Târîkh Ya’qûbî, juz 2, hal., 320.
[411] Ghurar al-Hikam, hal., 77.
[412] Bihâr al-Anwâr, juz 74, hal., 64.
[413] Ghurar al-Hikam, pasal 41, nomor 51.
[414] Ibid.
[415] Ibid., nomor 839.
[416] Wasâ’il asy-Syî’ah, juz 15, hal., 193.
[417] Majma’ az-Zawâ’id, juz 8, hal., 159.
[418] Doktor Jalali, Rawansyenasi_ye Kudak, hal., 331.
[419] Rawansyenasi_ye Tajribi Kudak, diterjemahkan oleh Muhammad Taqi Zadeh, hal., 130.
[420] Doktor Jalali, Ibid., hal., 322.
[421] Wasâ’il asy-Syî’ah, juz 15, hal., 213.
[422] Bihâr al-Anwâr, juz 42, hal., 285.
[423] Ghurar al-Hikam, hal., 854.
¶ Kemungkinan ini adalah kasus khas di Iran—peny.
[424] Dar Tarbiyat, hal., 121.